Feeds RSS
Feeds RSS

Rabu, 22 Desember 2010

You're The Only Exception [Cerbung-ALVIA] Part Satu

PART SATU [ PROLOG-AWAL ]

Pemilik kamar serba Pink ini membuka pintu kaca pemisah kamar dengan balkonnya. Ia berjalan menuju kursi di balkon dengan satu gelas Orange Juice di tangan kananya. Meletakkan juice itu di meja dan menatap langit . Melihat bulan yang pada saat itu sedang dalam keadaan sabit.
Perlahan ia menyedot minumannya dan memandang langit kembali.. Terngiang sebuah kalimat pedas di telinganya. Kalimat yang tak kalah menyakitkan jika kita dipukul dengan sabut.
“ Sivia ! Tak sudi aku melihatmu lagi ! Kamu bukan anak Papa ! “.
Iya, itu kalimatnya ! Membuat gadis yang duduk di kelas 1 SMA ini menangis sejadi jadinya .. Setelah itu, ia pergi ke kamarnya dan menutup pintu kaca dengan tirai pink bermotif bunga sakura.
Gadis itu menghempaskaan tubuhnya di kasur empuknya. Ia menghadap ke arah kananya. Matanya tertuju pada sebuah meja kecil yang diatasnya berdiri sebuah bingkai foto . Ia mengambilnya.
Foto itu berisi 4 orang keluarga. Di paling tengah ada dua sosok anak laki laki dan perempuan, yang tak kalah lain adalah Sivia, berumur 7 tahun. Di sebelahnya ada laki laki yang hanya 2 tahun lebih tua bernama Gabriel. Di sisi paling kanan adalah sosok kehangatan sang Bunda dan di sisi kiri, terdapat senyuman tulus sang Ayah .. Foto itu memang menunjukkan segudang kebahagiaan ..
“ Foto ini adalah foto masa lalu yang gak perlu gue inget lagi ! “ tutur Sivia , membalikkan foto itu. Sivia memandang langit – langit kamarnya dengan tatapan kosong ... Seperti mengingat sesuatu....................

4 tahun yang lalu ..

Kebohongan Bunda terbongkar. Sivia bukan darah daging nya Papa ! Mama hamil Sivia dari laki laki selain Papa. Itu membuat Papa naik darah dan meninggalkan mereka bertiga. Saat itu, kakak Sivia, Gabriel yang harus luntang lantung mencari pekerjaan untuknya dan untuk Bunda yang terkena penyakit Paru – Paru.
Saat itu, Sivia masuk ke dalam kamar Gabriel untuk meminjam laptop kakaknya..
“ Yel, gue pinjem laptop ya .. “ sahut Sivia sebelum ia melihat butiran kecil tablet. Sivia mengerutkan dahinya. “ Ini kan bukan punya Bunda, apa ini milik Iel ? “ tanya Sivia dalam hati. Beberapa saat kemudian, kakaknya datang dengan buru buru ..
“ Sivia ? Ngapain masuk masuk kamar gue gak izin ? “ tanya Iel panik yang melihat tablet itu sudah berada di tangan Sivia. “ Ini punya lo ? “ tanya Sivia.
“ Ia, tapi gue enggak make kok !! Gue Cuma ngedarin ! Susah jadi gue, gak gampang nyari kerja untuk anak 3 SMA kayak gue ! Gue hanya mengedarkannya aja kok, lo percaya sama gue kan ? “ tanya Iel lirih. Sivia hanya diam tanpa ba-bi-bu. “ Tinggalin gue sendiri. “ kata Iel cepat. Sivia meletakkan tablet itu di tempatnya, dan sebelum ia keluar Iel melontarkan kalimat lagi.
“ Sivia, gue sayang sama elo “.
Kalimat itu tidak ditujukan dari kakak untuk adiknya. Iel menyayangi dan mencintai Sivia lebih dari seorang adik namun seperti kepada orang yang ia sukai. Rasa ini wajar ada karena, Iel hanyalah anak angkat Bunda dan Ayah, jadi tak sedarah dengan Sivia..

-------------------------SKIP------------------------------

Sialnya, 2 minggu kemudian, Sivia mendapati Iel yang sedang terbujur kaku di lantai kamar dengan mulut berbusa. OVERDOSIS. Iel terkena Overdosis. Saat itu, Sivia menangis keras. Bundanya, shock ketika melihat itu, dan asma kambuh. Bundanya ikutan pingsan di sebelah Gabriel. Mereka berdua menghem,buskan nafas terakhir di hari dan jam yang sama......

Sivia memejamkan mata mengingat kejadian pahitnya itu. Sekarang ia hanya sebatang kara. Namun, beberapa saat ketika pemakaman Bunda dan Gabriel. ada sesosok lelaki yang mengaku teman lama Mamanya. Ia menawarkan makan, tempat tinggal, keluarga, dan biaya untuknya. Sivia menanggapi ajakan itu dan sampai saat ini, ia memang tinggal di rumah orang itu, namanya Om Christian.
Om Christian mempunyai istri, bernama Tante Michella yang merupakan pemilik perusahaan swasta yang gajinya bejibul. Mereka mempunyai anak laki laki bernama : Alvin Jonathan Sindunata. Sepertinya Alvin dan Tante Michella tidak menyukai kehadiran Sivia, namun Sivia tabah menanggapinya dan enggak ambil pusing. Ia lebih betah tinggal di kamar yang 5 kali lebih besar dan nyaman dari kamar tempat tinggalnya yang dulu....
Dan walaupun kenangannya pahit ..


Tok tok tok .. Bunyi ketukan pintu. Sivia cepat cepat menghapus air matanya. Ooh, Om Christian ..
“ Kenapa Om ? “ tanya Sivia. “ Vi, besok Om mau pergi ke Jepang, habis itu ke Amrik selama 8 bulan. Kamu disini sama Michella sama Alvin . Gak apa apa kan ? “ tanya nya. Sivia menggeleng dan tersenyum ramah. “ Enggak,” hanya itu kata yang keluar dari mulutnya. Namun, sepatah kata itu dapat membuat Om Christian tersenyum puas. Lalu, Sivia mengingat sesuatu dan bertanya.
“ Om, kenapa Om waktu itu maksa aku buat tinggal di sini sama keluarga Om Christian ? “ tanya Sivia. Om Christian hampir tersedak. “ Kalo kamu udah dewasa, kamu bakal nemuin jawabannya, Sekarang tidur ya “ kata pria itu dan meninggalkan Sivia yang ternganga. Sivia masih bingung dan menenggelamkan kebingungannya dalam pulas tidurnya ..

::::12345::::

Sivia bangun dari tidurnya jam setengah enam pagi. Ia langsung menuju kamar mandi dan mandi.. Ia disekolahkan oleh Om Christian di SMA Elite yang. sama dengan Alvin Sebenarnya, umur Alvin Cuma tua 3 bulan aja kok, jadi mereka itu sekelas. Dan sebenernya pula, Alvin itu ogah nerima Sivia jadi adik angkatnya...

@Meja Makan ...

“ Kalo Tante Michella mana Bi ? “ tanya Sivia kepada Bi Sumi, juru masak di rumah Alvin. “ Nyonya itu kan wanita karir, jadi sekarang lagi ke luar kota , sekarang sih ke Vietnam “ jelas Bi Sumi yang berumur 45 tahun ini.. “ Kok enggak makan Non ? “ tanyanya lagi. “ Saya mau kenalan dulu sama Alvin. Soalnya dia itu judes banget ! “ keluh Sivia yang membuat Bi Sumi cekikikan.
15 menit kemudian, dari lantai atas, muncul juga laki laki rambut Harajuku, dasinya belum terikat masih terlingkar di lehernya. Tangannya melempar lempar sebuah kunci motor. Lalu, matanya tertuju pada Sivia. Ia duduk di seberang Sivia. Sivia hanya menatapnya sambil mengunyah roti pertamanya.
“ Di sini enggak ada nasi buat sarapan ? “ tanya Sivia tiba – tiba. Alvin hanya diam, tak ada jawaban. “ Hallo, ? “ Sivia menatapnya. Alvin malah terus mengunyah roti panggang tanpa menoleh ke Sivia. Sivia malah geli dengan kelakuan Alvin . “ Woy, Al ! Jawab gue ! “ teriak Sivia. Akhirnya, Alvin melotot ke arahnya. “ Jangan panggil gue Al ! Vin aja kenapa sih ? “ keluh Alvin. “ Panggilan khusus, gak apa apa kali ! “ Sivia protes. Alvin malah tak mempedulikannya. Dia malah mengambil kunci motor nya dan pergi meninggalkan Sivia. Bi Sumi yang melihatnya menghampiri Sivia.
“ Non Sivia ke sekolah sama siapa dongs ? “. Sivia tersenyum. “ Gak apa, Bi. Dia mah masi belum terlalu kenal kali ya sama Via ? Via sekarang naik Bis aja deh, enggak apa apa kok “.
Bi Sumi mengangguk setuju ...

----------------------------------------SKIP-----------------------------------------------

@Sekolah ..

Sivia melihat ke bawah lapangan dari balkon kelasnya. Ia menatap seorang laki laki yang sedang berbincang dengan satu teman perempuannya..
“ Vi, lagi apah ? “ tanya seorang gadis yang mengagetkan Sivia. “ Shillong ! Elo bikin jantung gue itu mau copot tau enggak !!? “ Sivia ngomel tanpa melihat ke arah Shilla. Shilla ikutan melihat ke bawah,... “ Eh, Alvin itu cakep banget ya, Vi ? Gue naksir deh sama dia ! “ telak Shilla. Sivia hampir keluar matanya beberapa senti. “ Hah ? Alvin ? Enggak salah ? Cowo judes bin emosian kayak gitu elo naksirin ? Idih ! “ Sivia mengibaskan tangannya..
“ Tapi kan dia idola. Makanya dijuluki PLAYBOY ! “ telak Shilla lagi. “ Cowo kayak gitu playboy ? Ih, gimana sih pandangan mantan mantannya ? “ Sivia melihatnya lagi ke bawah. ‘ Gak tahu, nah itu kan contohnya, Yang lagi ngobrol sama dia itu Zevana ! Idolanya sekolah ! Kayaknya ngajak balikan tuh “. Sivia membelalakan matanya. “ Balikan ? Emang putusnya kenapa sih ? “ tanya Siva. “ Zevana selingkuh sama cowo seklah lain, gitu sih katanya “ kata Shilla. “ Oohh gitu ya ? “ Sivia kembali melihat Alvin.
“ Anyway, elo suka juga sama Alvin ya Vi ? “ tanya Shilla membuat Sivia sulit bernafas, “ Eh, kenapa ? Gue kan Cuma nanya ! “ Shilla panik. “ Kalimat elo yang tadi, pertanyaan gak penting elo tadi, itu adalah kalimat dan pertanyaan terbodoh yang pernah gue denger dan gue terima ! “ jelas Sivia. Shilla hanya tertawa. Dari belakangnya, muncul cowo, yang tak salah namanya adalah RIO. Yes, ! Walupun Shilla juga naksir Alvin, akhirnya hatinya jatuh juga di pelukan hati nya Rio, ahha. Walo gitu, Shilla itu sayang banget lho sama Rio.
“ Tuh, pacar lo dateng ! “ teriak Sivia menunjuk ke arah Rio. Rio hanya cengengesan dan menghampiri mereka. “ Lagi apo girls ? “ tanya Rio ramah. “ Kalo gue lagi nerangis ke Sivia tentang Alvin ! “ kata Shilla di rangkulan Rio. Sivia hanya menanggapinya dengan satu toyoran di kepala Shilla. Shilla hanya mengelus kepalanya.

Beberapa saat kemudian, Alvin datang dengan wajah kusut. Ia masuk ke dalam kelas dan membanting tas nya di mejanya. Semua mata termasuk Sivia tertuju padanya. Alvin memukul dahinya dengan tangan kanan sekeras keras nya. Sahabat kecilnya Alvin, Sion mendekatinya..
Alvin malah tambah emosi dan membanting meja..

To Be Continued ..

0 komentar:

Posting Komentar